Rabu, 03 Maret 2010


STRATEGI PEMASARAN ESSE DENGAN MELIHAT KEMAMPUAN PASAR

BERDASARKAN S.W.O.T.

S : Strength

W : Weakness

O :Opportunities

T :Threats.

Strength : Yaitu apa saja yang menjadikan kekuatan produk,

Pertama kita menganalisa apa saja yang menjadi kekuatan produk yang akan diperjualkan ke khalayak umum Contoh : ESSE Slim Cigarette.

Kekuatan rokok ini ada pada hieginis, neat and Slim, merupakan produk unggulan dari produk rokok berasal dari negeri Korea yang mengedepan cita rasa ringan slim dan bersih sekaligus memiliki kandungan Tar dan nikotin yang sangat rendah tetapi tetap memiliki rasa yang mantap, kekuatan ke dua ESSE merupakan rokok putih slim yang pertama dipasarkan secara legal sebagai rokok import di Indonesia, kekuatan ke tiga ESSE masih belum ada produk competitor di pasar legal untuk tipe rokok putih slim terlihat sampai dengan sekarang trend pasar ada pada perang kompetisi di tipe Rokok slim jenis kretek

Weakness : Yaitu suatu kelemahan yang bersal dari internal faktor bisa dari suatu management internal maupun pengenalan suatu produk yang baru, hal ini tidak dapat dipungkiri dikarenakan ESSE merupakan pendatang baru di industri consumer goods katagori rokok dengan tipe White Slim Cigarette yang di import secara legal dan dilekati pita cukai, yang telah memasuki pasar rokok di Indonesia dimana potensi market rokok putih pada umumnya mendapatkan ceruk hanya 40 % di bandingkan dengan ceruk rokok kretek dengan segala tipenya. Sehingga ESSE harus berjuang di ceruk 40% tersebut bersama sama dengan produsen rokok putih lainnya yang memasarkan pruduknya di Indonesia, ESSE sejak pemasaranya di mulai pada tahun 2004 telah melakukan produk campaign nya dengan melakukan branding by advertisement baik Above the line maupun below the line namun yang dilakukan hannya sebatas occasional dan tidak berkelanjutan hal ini juga menjadi kelemahan di bidang marketing yang berujung adanya discontinuities public remainders terhadap suatu produk. Dan yang lebih penting harus adanya perkembangan pembenahan management internal yang berkelanjutan di bidang sumber daya manusia.

Opportunities : Yaitu menganalisa faktor –faktor external yang dapat memicu potensi besar, dalam hal ini pemasaran ESSE walupun rokok jenis SPM ( Sigaret Putih Mesin) katagori slim yang ada pada ESSE Cuma dapat ceruk 40 % dari industri rokok kretek lainnya ESSE masih dapat bekembang di Indonesia walaupun indusrtri rokok mendapatkan tekanan dari pembatasan ruang oleh Perda sampai dengan ruang iklan yang terbatas, selain dari pengguna lokal maupun orang asing di Indonesia ESSE masih dapat bertahan dengan tercatatnya populasi pengguna orang Korea di Jabodetabek sampai dengan 2009 tercatat ada 35000 orang sebagai expat maupun pengusaha di Indonesia yang rata-rata perokok hingga 35%, hal ini yang merupakan kesempatan yang diperoleh ESSE untuk mendapat ceruk dan selebihnya berasal dari pengguna lokal yang akan terus diupayakan dtingkatkan, bagi ESSE maupun industri rokok impor lainnya memang mendapatkan kesempatan besar untuk memasarkan produk di Indonesia karena Indonesia satu-satunya Negara di Asia Pasific yang belum meratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC). Kemudian di bidang pendistribusian makin terbukanya market potential dengan menjamurnya gerai-gerai modern seperti supermarket dan minimarket baik lokal maupun francise asing yang membuka peluang bagi ESSE sebagai rokok kelas menenggah ke atas unutuk memasarkan produknya dimana hampir 80 % produk ESSE terdistribusi di Modern Market. Kedepan ESSE harus dapat mengambil kesempatan mendapat ceruk penjualan yang lebih besar di Industri rokok di Indonesia karana dapat kita lihat selama periode 2004-2008 industri rokok di Indonesia tumbuh subur. Pemerintah berhasil mendorong pertumbuhan produksi rokok naik hingga 18,6 % selama 4 Tahun dan rata-rata tumbuh 4,6 % tiap tahunnya. Hal tersebut semata-mata pemerintah bertujuan meraup sumber pendapatan Negara hingga 50 Triliiun per Tahun. Jadi, meski industri rokok memiliki banyak kendala, namun dalam lima tahun ke depan industri rokok ini akan masih prospektif.

Threats : Halangan-halangan yang dapat dari faktor luar, yang tentu tidak menyenangkan bagi iklim industrialis/ produsen dimana halangan2 itu berdampak kepadanya secara significant maupun secara tidak langsung. Tetapi terkadang bisa menjadi momentum positif bagi produsen untuk bertahan dalam situasional yang hampir tidak ada pilihan itu. Kembali terhadap produk ESSE seperti Perda DKI atau Perda2 dikota besar Indonesia tentang adanya pembatasan ruang bagi perokok di perkantoran atau public area, jauh sebelum adanya perda tersebut rokok esse sudah mengadaptasikan dengan gaya lifestyle urban cosmopolitan dimana ruang aktivitas dan pleasure harus didapat kadang secara bersamaan tanpa hrus meninggalkan kegiatan utama dan dengan segala limitasi, ada tiga alasan mengapa katagori superslim berpotensi besar. Pertama, rokok superslim telah menjadi bagian dari kehidupan modern, terutama dilihat dari bentuk, ukuran, dan kemasan rokok. Yang kedua, banyak konsumen yang ingin menunjukkan peduli dengan kesehatan. Mereka sadar, merokok tidak sehat, sehingga rokok superslim menjadi rokok untuk pergaulan sosial. Dan yang ketiga, kini tidak memungkinkan lagi merokok berlama-lama. Banyak tempat bebas dari asap rokok, sehingga rokok superslim lebih menguntungkan karena cepat habis. ESSE menjawab rokok ini telah didesign agar merokok bisa cepat tanpa kehilanga cita rasa serta tanpa menimbulkan bau yang menyengat.

2 komentar:

  1. salam knal, saya adib,uraian kren abiiis gan, tp
    mo nanya klo ada yg tau
    saya jg bru nyoba rokok ini, tp agak ragu soalnya asalnya dari korea takut ada enzim babinya, tlng kasih tau ada kandungan itunya gak
    ==(adib_kantahgk@yahoo.com)==
    ==(adibkantahgk@gmail.com)==
    thanks

    BalasHapus
  2. dasar musclem koplak....curiga melulu kerjaan ente...kl ragu..gak usah beli tuh rokok...gt aja repot lo...

    BalasHapus