Selasa, 30 Maret 2010

PEDULI LINGKUNGAN BERSIH


Ayo kita tingkatkan lagi peduli terhadap lingkungan dengan hidup bersih dan toleran terhadap lingkungan sekaligus mengingatkan pentingnya Biopori untuk hal tersebut dengan beberapa hal berikut ini :

Dua hal yang dapat kita lakukan adalah : Memilah sampah rumah tangga kita kedalam kotak sampah Organik (sampah dapur, sisa makanan yg mudah busuk) & kotak sampah An Organik (Kertas, Plastik dll) serta membuat Lobang Biopori.

Perilaku memilah sampah menjadi organik dan an organik perlu kita tanamkan kepada anak-anak kita sejak dini dan dimulai dari rumah tangga. Kebiasaan ini akan membawa manfaat selain terhadap lingkungan juga terhadap ekonomi rumah tangga.
Pembuatan Lobang Penyerapan Biopori dihalaman dan tanah terbuka selain memperbaiki penyerapan air permukaan kembali ke bumi juga dapat menghasilkan kompos dari sampah rumah tangga dan mengurangi kebergantungan terhadap jasa pengangkut sampah.

Tahap Pelaksanaan :
1.Pemilahan Sampah Rumah Tangga
•Sediakan dua macam tempat sampah dan beri tulisan Organik / Sampah Dapur dan An Organik / Sampah kering (kertas, plastik).
•Tanamkan kebiasaan membuang sampah dapur yang mudah busuk dan berbau ke tempat sampah organik, dan sampah sisa bungkus kertas dan plastik ke tempat sampah an organik.
•Sampah an organik dapat dipadatkan dan dibuang ke bak sampah depan rumah, karena sifatnya tidak akan busuk dan berbau serta pemulung akan dengan senang hati mengambilnya, maka sampah jenis ini aman dibiarkan berlama-lama di bak sampah depan, dan tidak akan diurai oleh binatang liar anjing/kucing.
•Sedangkan sampah organik / dapur yang mudah busuk dan berbau setiap hari (sore hari) dimasukkan ke dalam Lobang Biopori. Sampah ini akan menjadi kompos setelah dibiarkan selama sebulan. Sampah dapur tsb tidak akan berbau selama proses pembusukan menjadi kompos dalam lobang biopori. Kapasitas 1 lobang biopori dapat menampung sampah dapur 1 keluarga sekitar 7 hari.
•Dengan demikian ketergantungan terhadap jasa pengangkutan sampah dapat berkurang atau hilang sama sekali. Hal ini dapat menghemat ekonomi keluarga utk biaya jasa pembuangan sampah dan malah menghemat utk biaya pembelian pupuk kompos.

2. Pembuatan Lobang Biopori.
•Siapkan alat bor biopori (dapat meminjam kepada Pak RT, atau beli di IPB Bogor Rp 125.000)
•Carilah lokasi tanah terbuka / halaman rumah, sekitar batang pohon atau jalur genangan air.
•Buatlah lobang sedalam 1 meter dng diameter sekitar 10 cm menggunakan bor biopori.
•Jarak antar lobang bisa bervariasi sampai sedekat 30 cm.
•Sediakan minimal 5 lobang utk 1 keluarga, pembuatan tidak perlu sekaligus, dapat dicicil sehari 1 lobang selama 5 hari atau lebih. Dengan demikian 1 alat bor biopori dapat dimanfaatkan dalam kelompok misalnya 10 keluarga memiliki 1 bor biopori dan dipakai secara bergiliran sesuai kebutuhan.
•Isilah lobang-1 dng sampah dapur sampai penuh (sekitar 5-7 hari) dan tutup permukaan lobang yg telah penuh dng pot atau batu kerawang sbg penanda. Kemudian isi lobang ke-2 selama 7 hari berikutnya, demikian seterusnya sehingga ketika lobang ke-4 / 5 sudah penuh, lobang-1 dapat diisi kembali karena proses pengomposan sampah dapur dalam lobang-1 selama 1 bulan akan menyusutkan isi lobang menjadi tinggal 1/3nya.
•Selanjutnya kompos yang terjadi setelah berumur lebih 1 bulan bisa dimanfaatkan utk pemupukan tanaman atau tetap dibiarkan dalam lobang utk memperbaiki struktur tanah sekitar lobang biopori.
•Lobang-lobang biopori yang dibiarkan terbuka akan menjadi lobang penyerapan air permukaan di musim hujan. Air permukaan akan kembali ke dalam tanah dan akan menambah cadangan air tanah serta mencegah banjir dalam skala makro. Dari pengalaman beberapa rekan praktisi lingkungan, lobang biopori yang sudah terisi sampah dapur dan dibiarkan terbuka tidak berbau dan tidak dijamah tikus. Sekalipun demikian pengisian lobang dng sampah dapur dijaga jangan sampai penuh ke permukaan, namun disisakan 20 cm dari permukaan lobang. Bisa juga lobang ditaburi tanah dengan ketebalan sekitar 5 cm akan cukup menjamin tidak akan berbau.

Mari peduli lingkungan sambil berhemat dan belajar berperilaku sehat penuh manfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar